IMPOR GULA MASALAH DI DPR
Syafroedin Boediman
Komisi B Hearing Dengan PTPN X, XI Terkait Masalah Gula
Suara Indrapura : Masalah gula terus berkembang, mulai dari lahan pertain gula, pabrik gula, import gula hingga berimbas pada harga gula.
Ana Lutfi Wakil Ketua Komisi B ketika hearing bersama Dirprod PTPN X Sutaryanto di ruang Komisi B Gedung DPRD Jatim, Jln. Indrapura No. 1 Surabaya (Rabu 24/02) menyatakan peran PTPN yang begitu besar dalam kaitanya masalah gula.
Dirinya menambahkan peran PTPN yang multi fungsi sebagai penanam tebu (istilah petani gula tebu sendiri) produsen tebu dan sekaligus sebagai importir tebu. Jika tebu sendiri melakukan panen raya maka dengan sendirinya rendemennya tinggi (hitungan kadar gula) sementara tebu petani dibawah jauh, dengan demikian petani dalam proses awal saja sudah dirugikan. Katanya
Direktur Perencanaan Pengembagan PTPN XI Suyitno mengatakan Tahun 2014 pemerintah berencana melakukan swasembada gula, oleh karena itu diperlukan perluasan lahan tebu seluas 300.000 Ha sampai 400.000 Ha, Untuk di Jatim PTPN XI mendapat konversi dari PTPN XII hasil lahan tanaman keras yang dialihfungsikan menjadi lahan pertanian tebu, luasnya sekitar 3.000 Ha sampai 4.000 Ha
Sementara dalam kaitanya importir tebu, Suyitno menambahkan bahwa selama ini PTPN tidak akan bias atau mampu melakukan impor jika tidak mendapat tugas atau ijin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Saat ini direncanakan impor gula sebanyak 500.000 ton, tapi PTPN tidak mampu memenuhi perintah Disperindag, hal ini terkait dengan kemampuan, dan quota yang disediakan. Selain Indonesia, India, Vietnam juga mengimpor gula dari Thailand dan Brasil. Inilah yang mejadi masalah, harga terus bersaing, tidak hitungan hari kenaikan harga gula dipasaran importir internasional tapi hitungan jam. Papar Yitno
Untuk memenuhi keinginan masyarakat tentang penurunan harga gula seperti yang diharapkan oleh gubernur Jatim (menetapkan harga eceren tertinggi (HET), dirinya sangat setuju, tapi perlu diketahui bahwa saat ini pemerintah sangat kekurangan harga gula, oleh karenanya harga gula sulit distandartkan. Harga gula saat ini banyak dipengaruhi oleh harga gula dipasaran internasional.
Dalam melakukan import gu;la ke Thailand harganya mencapai 776 dollar, belum termasuk lain-lain. Jika dihitung secara keseluruhan dengan nilai rupiah mencapai Rp. 9.945,00 itu harga dari distributor, belum sampai ke pasaran/pengecer. Katanya
Secara rumusanya apa yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi B Ana Lutfi, yaitu 1,5 harga beras itu betul adanya. Hal itu berlaku jika Pemerintah memiliki stok yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri, bahkan lebih-lebih jika mampu mengekspornya. Tapi untuk saat ini rasanya sulit apalagi Dolog tidak ikut campur masalah distribusi gula.
http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fdprd-jatimprov.go.id%2Findex.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id%3D289%3Akomisi-b-hearing-dengan-ptpn-x-xi-terkait-masalah-gula%26catid%3D41%3Akegiatan%26Itemid%3D181&h=86376f1c67b0328c6ac87aa3363c4b97

0 komentar:
Posting Komentar